Gelak tawa
menyelimuti percakapanku dan mrs. Ika. Pasalnya, dia tidak bisa membayangkan
betapa lucunya kejadian yang baru saja aku alami. Akupun terbawa suasana,
akhirnya kita tertawa bersama.
Untungnya, saat itu
sesi less bahasa inggris belum dimulai. Sehingga aku leluasa menceritakan
semuanya kepada guruku yang cantik, mrs. Ika. Sungguh, hari itu menjadi hari
yang bersejarah.
Sumpah,
hari itu angkot 05 lama sekali. Sejak
bubar sekolah sepuluh menit yang lalu angkot yang ditunggu-tunggu belum lewat
juga. Setiap hari selasa setelah pulang sekolah, jika tidak menggunakan motor,
aku berangkat less dengan menggunakan angkot. Angkot 05 adalah angkot dengan
trek perjalanan cicalengka-tanjungsari. Hari itu tujuanku pergi ke cicalengka
untuk mengikuti less bahasa Inggris di KELVIN ENGLISH EDUCATION (KEE) nama
tempat nya. Memang angkot 05 bisa dibilang langka, entah apa alasanya, mungkin
karena armada angkot yang tidak banyak atau supir yang terlalu lama ngetem menunggu penumpang.
Menunggu di gerbang
sekolah terasa boring, apalagi
sendirian begini. Selain sepi, banyak ojek yang berlalu lalang menawarkan
tumpangan. Entah berapa banyak yang
menawarkan jasanya agar aku mau menaiki ojek itu. Mungkin 10 atau 20 lah,
sebanyak itu pula aku gelengkan kepalaku dan berkata “moal mang”.
Sayang lagi
apa?/ lagi
nunggu angkot mau less/ dimana, aku anterin ya? / gausah / kenapa? Sekali ini aja ya? / gausah. Naik angkot
aja / plis. Sekali aja. Itung itung aku minta maaf sama
kamu / emm.. yaudah jemput sekarang disekolah/.
Percakapan di SMS itu
selalu aku ingat dalam fikiran ku. Terlalu klise, tapi dari percakapan tersebut
aku mendapatkan pengalaman yang tak terduga. Entah setan apa yang membujuk aku
agar mau diantar oleh lelaki itu. Mungkin aku befikir, dengan tumpangan lelaki
tersebut, aku bisa menyimpan ongkos angkot untuk ke Cicalengka, pengiritan. Aku
juga tidak terlalu ingat apa kesalahan lelaki itu padaku sehingga hari itu dia
mau mengantarkan ku. Kalian tahu rasanya seperti apa? Nothing can I say except “I’am happy”.
Dengan
mio merah dan setelan seragam yang belum ia lepas, hari itu dia sedikit lebih keren. Ditambah aksesoris earphone
menambah tampilanya lebih bagus dari biasanya. Not perfect, but just better than before. Tanpa fikir panjang,
dengan sedikit gugup aku naik motor mio merah milik lelaki tersebut. Demi
apalah, hari itu aku dilanda perasaan bingung sekaligus senang. Hahaha aneh
sekali. Cause it is my first time, to be
here with my boyfriend. This is my first time.
Ceritanya siang itu,
sebut saja “mr.E” panggilan lelaki yang pertama mengantarkan ku ke KEE,
melewati jalan yang cukup besar, namun memang sepi tidak seperti jalan yang
biasa aku lalui.
Aku yang sedang girang
karena diantar sebutlah “pacar” tidak bertanya-tanya ataupun bertanya mengapa
kita melawati jalan itu. Yang aku fikirkan hanyalah “yes I am glad cause I’ve never been like this before. Just me and mr.E”
Layaknya kartu domino
yang tersusun rapi, kemudian ditiup sebuah angin yang cukup besar. Satu jatuh,
merembet kesemua yang ada di sampingnya. Uuuuuuuuuuuh sialan, malu bukan main.
Hari itu aku dan mr.E sedang asyik membicarakan sesuatu, dan secara tak sengaja
kakiku menyenggol sebuah sepeda yang sedang diparkir di bahu jalan. “
gubraaaaaaaaak” Memang hanya satu yang aku jatuhkan. Tapi, jatuh satu semua ngikut. Mr.E yang mengendarai motorpun,
bukanya berhenti, ia malah langsung tancap gass. Aku ingat saat kejadian itu,
ada seorang laki-laki kira kira usianya 20-22 tahun berambut panjang, mungkin
ialah pemilik sepeda-sepeda tersebut, Ia
berbicara keras namun tidak dengan nada marah kepada kami berdua. “euleuh-euleuh”
aku tidak melihat wajahnya dengan jelas, namun dari suaranya yang keras aku
bisa merasakan dia kesal sekali kepada kami berdua. Memang beralasan jika
lelaki itu kesal, karena saat menjatuhkan sepeda-sepeda tersebut, bukanya
menepi dan merapikan, kami malah tancap gas seakan tak punya dosa apa-apa.
Ada-ada
saja kejadian memalukan yang menimpa kami berdua. Sejak aku menceritakan semua
itu kepada mrs.Ika, itu menjadi rahasia kami berempat (aku, Mr.E, Mrs.Ika, dan
Allah). Mr.E tidak pernah membicarakan hal itu, saat sedang smsan ataupun ngobrol empat mata. Mungkin mr.E malu,
begitupun aku. Biarlah kejadian itu menjadi kenangan tersendiri.
“when
that special moment happend, there is silly moment that completed my story” hahaha.
Mungkin
hanya itu kenangan manis yang bisa aku ingat dengan mr.E. bukan, bukan kenangan
manis, kenangan “lucu” lebih tepatnya, tetapi menjadi manis ketika aku mengingatnya.
Ada suasana tersendiri saat aku mengingatnya. Pernah suatu hari dia memberiku
sebuah hiasan kecil berbentuk bola. Didalamnya terdapat miniature ka’bah kecil,
dihiasi taburan kertas berwarna keemasan. Entah apa artinya dia memberiku
hiasan ka’bah, dan entah apa maksudnya memberiku hadiah itu, padahal saat itu
bukan ulang tahunku. Dan pertanyaan yang paling menjadi pertanyaan adalah,
“kenapa gambarnya ka’bah? Kenapa ga love aja?”. Pertanyaan itu tak terjawab
sampai sekarang. Sama seperti apa yang menyebabkan aku dan mr.E tidak lagi bisa
sama-sama. Hubungan aku dan mr.E memburuk sekitar awal bulan April. Entah
bagaimana ceritanya. 2 bulan menjalin “kasih” aku merasa ada sesuatu yang
mengganjal. Sesuatu yang membuat aku tidak nyaman. Dan, lebih parahnya aku
merasa sayang itu pudar.
Aku sempat bertengkar
hebat dengan mr.E, meskipun hanya berkomunikasi dengan sms, pertengkaran itu
terasa sangat menegangkan. Saat itu aku menuduh mr.E menyukai wanita lain, aku
berspekulasi seperti itu, karena suatu hari aku pernah meminjam HP (handphone)
mr.E. ternyata saat aku melihat album fotonya, bukan hanya fotoku saja yang ada
diHP itu.. melainkan foto sebut saja inisialnya “DA”. Tentunya aku sangat
marah, dan tentunya rasa cemburu.
Rasa marah dan cemburu
itu semakin memuncak, setelah aku menyadari bahwa “DA” adalah teman satu
ekstrakulikulerku di sekolah. Aku semakin berfikiran negative ketika akhirnya
mr.E memang mengakui bahwa dia menyukai “DA”. Sebuah kata yang tidak sangat aku
ingin kan “menyukai”. Mr.E , DA, dan aku berada disatu ekskull yang sama.
Perkenalan singkat ku dengan mr.E memang berawal dari ekskull tersebut.
Verawati safara yang memberikanku nomer HP mr.E, Tak sampai 2 minggu menjalin
komunikasi dengan mr.E, aku dan dia sudah merasa dekat sekali. Akhirnya aku mau
menjadi “pacar” mr.E dengan susah payah dan pengorbanan yang mungkin tidak
sedikit. Satu alasan saat itu yang membuat aku menyukainya. Dia humoris, dan
yang selalu membuat aku terbang, dia selalu melirik dan memperhatikanku saat
kita sedang berlatih dilapangan. Aku suka itu.
Tapi, seiring dengan
berjalanya waktu, aku merasa aneh dengan sikap humoris nya, dia menjadi sangat
sangat humoris, ssssaaaaaaaaaaaangat humoris sekali, sehingga membuat aku merasa jijik dan uuuuh jijik
sekali. Ill feel mungkin itu kata
yang tepat untuk menggambarkan perasaanku terhadap mr.E. dan LEBAY kata yang
tepat untuk menggambarkan sosok seorang mr.E.
Akhirnya,
dengan beberapa alasan yang konyol.. aku mengakhiri hubunganku dengan mr.E.
mr.E sebenarnya menolak untuk memutuskan hubunganya bersamaku, tapi aku tidak
bisa berbuat apa-apa. Dia sudah menyukai
DA, menjadi sangat LEBAY. Aku merasa menjadi orang terbodoh didunia. Ya
sangatlah bodoh. Kata “karma” pun memenuhi fikiranku yang saat itu sedang
kalut. Mengapa seorang mr.E tidak memikirkan pengorbanan ku untuknya. Aku
merelakan memutuskan hubunganku dengan pacar lamaku sebelum mr.E, hanya untuk
menjalin kasih bersama mr.E. masih terngiang kata yang sangat meyakinkan namun
juga sangat bodoh dan tidak berarti “bilangin ya ci, aku tuh putus demi dia.
Putus demi dia {mr.E}”. dengan sangat lantang dan bersemangat aku mengatakan
itu kepada teman ku cici wahyuni. Dia adalah teman sekelas mr.E yang menjadi
penghubung antara aku dan mr.E. ya Allah. Betapa bodohnya aku. Merelakan semua
yang aku lakukan dibalas dengan “penghianatan”.
***